Washington, AS - Kabar mengejutkan datang dari hasil investigasi Komite Intelijen AS bentukan parlemen negara itu yang menyarankan perusahaan di Amerika Serikat untuk menghindari bekerjasama dengan Huawei dan ZTE.
Laporan dari komite itu juga menyarankan setiap aksi korporasi yang melibatkan kedua vendor tersebut baik itu akuisisi, pengambilalihan, atau merger harus diblokir oleh regulator setempat.
Dalam laporan itu juga disarankan peralatan atau sistem teknologi informasi komunikasi dari pemerintah AS tidak menggunakan peralatan dari Huawei atau ZTE.
Namun, dalam laporan itu tidak menyebutkan adanya bukti tentang keterlibatan kedua vendor itu terhadap pemerintah atau militer China. Selain itu juga memperlihatkan lemahnya tudingan karena tidak ada bukti dan kecurigaan tidak mengikuti hukum yang berlaku di AS.
Seperti dikutip detikINET dari Cellular News, Jumat (19/10/2012), Komite menyatakan kedua perusahaan gagal memberikan bukti yang memuaskan dalam melakukan investigasi. Huawei dalam laporannya dinilai gagal memberikan informasi terkait struktur perusahaan, sejarah, kepemilikan, operasi, keuangan atau manajemen.
"Kami harus yakin perusahaan China yang bekerja di AS dapat dipercaya untuk melakukan akses ke infrastruktur penting," kata Chairman Mike Rogers.
Disarankannya, perusahaan AS harus berbisnis dengan vendor dari negara lain karena China terkenal sering melakukan spionase melalui dunia maya.
"Huawei dan ZTE gagal memberikan keyakinan dalam investigasi ini. Kita harus hati-hati berbisnis dengan kedua vendor itu," tegas Rogers.
Berdasarkan catatan, kinerja keuangan Huawei pada semester pertama 2012 meraih omset CNY 102,7 miliar atau naik 5,1% dibanding periode sama 2011. Sedangkan laba usaha sebesar CNY 8,79 miliar dengan margin operasi 8,6%, turun 22,0% dibanding periode sama 2011.
Di Indonesia, kedua vendor ini, khususnya Huawei, berhasil unjuk gigi dengan menggusur vendor-vendor asal Eropa. Misalnya, untuk proyek modernisasi 3G di 900 MHz milik Indosat, untuk beberapa area Huawei berhasil menggusur Nokia Siemens Network.
Sumber : detikINET